Gara-Gara Lensa Tele part 1
Terkadang, sesuatu yang
sederhana dapat mengawali sesuatu yang tidak terduga. Gak percaya? Ini cerita
gua.
Semua berawal dari hari
Rabu 10 Oktber lalu. Hari itu, gua ada
janji untuk menyaksikan pertandingan Asian Para Games 2018 cabang olahraga wheel-chair basketball di Gelora Bung
Karno bersama sahabat gua, Jasmine dan Ibri. Gua berangkat lebih awal dari
rumah, sekitar pukul 07:20 menaiki bis TransJakarta. Gua terpaksa harus menaiki
bis rute lama Pulogadung – Dukuh Atas 2, karena bis rute TU-Gas – Bundaran
Senayan yang biasa gua naiki hari itu penuh dengan karyawan berangkat kerja. Akhirnya,
gua tiba di halte GBK setelah 1 jam perjalanan. Gua duduk di halte, menunggu
Jasmine yang masih berada di Tosari. Setelah Jasmine sampai, kami bergerak ke
Fx Sudirman untuk menunggu Ibri, yang baru berangkat jam 8 dari rumahnya di
Pamulang.
Hari itu, kami akan
menonton 3 pertandingan, dengan pertandingan pertama Indonesia- Thailand dan
yang terakhir Jepang – Korea. Sudah pasti kami akan ada berada disini sampai
malam. Kami sempat ketinggalan pertandingan pertama selama 15 menit karena
terlambat sampai di venue, gara-gara shuttle
bus nya berangkat molor. Saat kami masuk, selisih angka di pertandingan
juga sudah jauh, 7 – 30. Ah, susah kalau begini ceritanya, kata gua dalam hati.
Tapi namanya juga mendukung tim bangsa sendiri. Kalah atau menang diurus nanti.
Kami bertiga pun larut dalam suasana pertandingan, ikut berseru menyemangati
tim atlet Indonesia.
Seraya menyemangati
tim Indonesia, Jasmine dan Ibri sesekali mengabadikan moment dengan kamera DSLR mereka. Eits! Gua gak mau ketinggalan
dong! Gua membawa lensa telescopic
punya bokap yang gua persiapkan sejak semalam. Gua tahu mereka akan bawa
kamera, biar bisa ikut seru-seruan foto, gua ikutan bawa sesuatu yang at least bikin kamera hand phone gua
setara dengan kamera mereka. Gua mencoba menangkap beberapa moment, tapi karena
belum pro, hasilnya banyak yang blurred.
Lensa tele itu pun mencuri perhatian mereka,
“Lah bawa juga ternyata.” Ujar Ibri, gua
pun nyengir
“Hehehe… iya dong!”
“Ini apaan, Pram?” Tanya Jasmine,
“Lensa tele, Jas. Jadi bisa foto dari
jauh gitu pake hape. Punya bokap.” Jawab gua,
“Boleh liat gak, Pram?” Tanya Ibri, gua
pun memberikan lensa tele beserta hand phone gua ke dia,
“Waah! Jadi deket banget! Efeknya jadi
keren!” ujarnya,
“Eh iyaa! Wah boleh juga lu, Pram.”
Timpal Jasmine,
“Ntar pinjem ya, pas pertandingan Jepang
– Korea.” Kata Ibri, seraya balikin lensa tele dan hand phone gua,
“Iyee
selaw…” gua mengiyakan. Tanpa gua ketahui, percakapan ini menjadi awal dari
sesuatu yang tidak terduga.
-Bersambung di part 2-
Komentar
Posting Komentar