Cappadocia : Menggapai Fajar di Tanah Impian (part 1)

Halo, pembaca semua..! Maaf baru bisa buka blog lagi. Akhir akhir ini jarang ada cerita sih, jadi jarang juga buat ditulis di blog hehehe. Anyway, gua baru saja kembali dari liburan di Turki. Gua pergi kesana bersama ibu dan bibi, serta rombongan tour berjumlah 21 orang. Kami berhasil tiba di Turki pada 30 Desember lalu, setelah menempuh perjalanan panjang dari Jakarta. Hari ini, gua mau bahas perjalanan tur kami di Cappadocia, dimana agenda puncak dari tur kami dilaksanakan, yaitu menaiki balon udara. Yuk, langsung ke ceritanya..!

Senin, 2 Januari 2023. Hari ini, gua dan rombongan tour akan pergi ke Cappadocia untuk agenda puncak dari tour kami, yaitu naik balon udara. Sejak jam 6 pagi, kami sudah berkumpul di lobby bersama peserta tour lainnya. Kami saling sapa dan bercakap ringan seraya menunggu waktu berangkat. Pukul 07.00, bis kami datang dan kami pun memulai perjalanan menuju Cappadocia. Udara dingin segera mengucapkan selamat pagi sesaat setelah kami keluar dari bangunan hotel, hingga uap dari hembusan nafas pun terlihat jelas. Gua memeriksa suhu udara dengan aplikasi cuaca di ponsel, ternyata tembus -6 derajat Celcius. Jangan tanya seberapa dingin rasanya.

Kami menempuh perjalanan selama 30 menit untuk sampai ke titik dimana kami akan menaiki balon udara, lalu akan dibawa menjelajah untuk melihat lembah Cappadocia selama kurang lebih 50 menit. Saat tiba di lokasi, kami diminta menunggu beberapa saat untuk balon dipersiapkan. Brr..! Dinginnya! Padahal gua sudah pakai 3 lapis pakaian dengan jaket tebal. Setelah menunggu, kami dipersilahkan naik ke kerangjang balon. Api balon dinyalakan, kami pun mulai terangkat bersama balon yang mulai mengudara. Langit di ufuk Timur mulai merona kemerahan, sang Fajar sedang bersiap menyapa bumi.

Masih gelap eeuy..!

Beberapa saat sebelum sunrise

Selama berada di atas balon, kami dibawa melihat lembah-lembah yang ada dibawah. Lembah lembah itu tersusun dari batu kapur yang terkena erosi angin dan salju, hingga terukir dengan bentuk beragam yang unik. Meski udara di atas sedikit lebih hangat daripada di bawah tadi, tetap menyebalkan saat harus melepas sarung tangan untuk memencet tombol kamera di ponsel. Tak terasa, kami sudah mengudara kurang lebih 30 menit, pilot berkata pada rombongan kami,

"Ladies and gentlemen, it's sunrise time..! Be ready, sunrise time..!" kami pun serentak menghadap ke arah Timur, dan terlihatlah sang surya terbit dari sana. Maybe it was around 8 or 8.15, I couldn't tell. Cahaya kuning keemasan serta merta menerangi langit, seluruh lembah pun terlihat dengan jelas. Bersamaan dengan terbitnya sang surya, ratusan balon lainnya ternyata juga naik mengudara, menciptakan pemandangan yang tak dapat lagi dijelaskan dengan kata kata. Semua peserta berlomba untuk mengabadikannya dengan perangkat masing-masing. Gua bersyukur gua punya kesempatan untuk mengalami dan menyaksikan ini semua.


"Seeing sunrise on air baloon in Cappadocia? It's my dream!"

Setelah menyaksikan matahari terbit, balon udara kami bergerak untuk mendarat. Kami diminta untuk jongkok, guna menekan keranjang untuk bisa turun ke darat. Balon pun mendarat, kami semua turun. Pilot dan penyewa balon berkumpul bersama kami untuk mengadakan selebrasi kecil-kecilan sambil membagikan sertifikat. Iya, sertifikat tanda bukti partisipasi dalam perjalanan balon udara Cappadocia. Luar biasa, bukan? It'll be prestigious to be framed on the wall. Acara puncak tour kami menaiki balon udara telah selesai, kami diantar kembali ke hotel untuk sarapan sebelum melanjutkan tour ke beberapa tempat lain yang ada di Cappadocia, yaitu Pigeon Valley (Guvercinlik Vadisi), Goreme Open Air Museum, sampai ke Kota Bawah Tanah (Underground City). 

Apakah cerita sudah selesai? Belum dong. Gua juga ikut safari tour dengan menaiki Jeep. Kalau di pagi hari, gua melihat pemandangan lembah dari atas, sore harinya gua melihat lembah lembah Cappadocia dari dekat dengan menaiki Jeep sambil menikmati senja. Penasaran gimana ceritanya? Tunggu di part 2 ya..!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Story about The Island of Paradise

Cappadocia : Menggapai Fajar di Tanah Impian (Part 2)