Puisi

Gema Hampa di Gedung tua
Senja datang menyapa kota yang lelah
Sinar jingga keemasan terbentang membelah
Langit cakrawala di ufuk barat
Tempat sang surya beristirahat

Angin meniup helaian rambutnya jahil
Menghalangi kedua mata yang menatap lurus ke depan
Namun...adakah yang ditatapnya selama berjalan?
Sayangnya...hanya ada nilai nol...nihil

Gema bergetar merambati tembok yang rapuh
Dentum tanpai nilai mewarnai senja di gedung tua
Angin berbisik menggunjingnya dengah angkuh
Pada dedaunan kering yang bertebaran di sekitarnya

Oh, apa kiranya yang membuat sanubari nan remuk itu
Semakin melarutkan dirinya ke dalam lautan luka
Melangkah tanpa arah yang tentu
Namun tak jua menemukan obat untuk batin yang hampir meregang nyawa

Di temani kesunyian yang semakin merepotkan
Ia berjalan menyusuri koridor kenangan
Tak ada benak positif lagi dalam pikirnya
Semua tenggelam...remuk redam...tak bersisa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cappadocia : Menggapai Fajar di Tanah Impian (Part 2)

Melangkah di bumi Serambi Mekkah

Cappadocia : Menggapai Fajar di Tanah Impian (part 1)