Menanti Fajar di Penanjakan Bromo
Tujuan liburan gua berikutnya ialah Kota Batu, Jawa Timur. Kota kecil yang begitu teduh dan sejuk ini dijuluki De Kleine Zwitserland atau Swiss Kecil di pulau Jawa. Sebenarnya, karena gua stay di Batu cukup lama, gua pergi ke berbagai tempat, tapi tidak bisa gua ceritakan semua karena terlalu panjang. Jadi, yang akan gua sampaikan hanya perjalanan wisata sunrise ke Gunung Bromo yang gua lakukan pada Rabu (7/8) malam hingga Kamis (8/8) pagi. And here it goes.
Waktu menunjukan pukul
03:00 dini hari. Kami melanjutkan perjalanan kembali untuk naik ke puncak
bukit. Jalanan yang kami lalui berupa anak tangga yang menanjak landai. Karena
gelap, bokap menyalakan flashlight
dari handphone untuk menerangi
langkah kami. Gelapnya malam sedikit banyak mengingatkan gua akan gladi tama
saat pelantikan Paskibra di SMA dulu, gelap dengan hanya diterangi senter dari
para alumni. Setelah pendakian singkat, kami tiba di puncak bukit penanjakan.
Rombongan demi rombongan mulai memadati area puncak bukit. Gua duduk sebentar
dan memandang langit malam. Gugusan bintang terlihat dengan sangat jelas dari
sini. Gua gak pernah merasa sedekat ini dengan langit, it felt like I could reach the sky and picked one of the shining stars.
Gua segera stand by di pinggir bukit
untuk memotret terbitnya sang fajar dari ufuk Timur. Gua yang tidak bisa
mengendalikan handphone dengan tangan
terbungkus, harus melepas kedua sarung tangan. Tangan gua pun membeku, sulit
digerakan dan mulai mati rasa. Sesekali gua masukan tangan ke kantong jaket,
seraya menggigil pelan. Gua berusaha untuk tetap sesekali menggerakkan badan,
karena hawa dingin yang teramat sangat ini membuat gua mengantuk. Hal yang gua
khawatirkan adalah ancaman hipotermia jika gua sampai terlelap, gua gak mau
perjalanan yang sudah susah payah gua lalui ini hanya berakhir di basecamp karena gua tumbang oleh hawa
dingin.
Malam
pun datang. Perlengkapan untuk pergi ke Bromo sudah dipersiapkan. Gua menanti
dengan rasa berdebar, sangat antusias. Pihak travel menginformasikan bahwa kami
akan dijemput dari homestay sekitar
jam 11 malam dan akan berkendara selama 3 jam menuju basecamp milik travel tersebut. Oh iya, tourism travel yang kami gunakan untuk berwisata ke Bromo ini ialah Abimanyu Tour. Midnight-Sunrise Open Trip yang kami ikuti dari travel Abimanyu ini dihargai Rp. 350,000,- per orang. Harga tersebut sudah termasuk makan siang, snack dan perlengkapan lain seperti topi dan sarung tangan, serta antar jemput gratis dari homestay ke basecamp di Bromo. Sekitar pukul 23:15, mobil travel
datang menjemput kami. Di dalam mobil, sudah ikut pula beberapa peserta tour
yang lain. Mobil pun berjalan, membelah keheningan malam. Satu per satu peserta
dijemput dari tempat persinggahan mereka, sebelum perjalanan menuju Bromo
benar-benar dimulai. Sesekali gua memutar lagu di handphone, mengalun ke telinga melalui earphone.
Sekitar
pukul 02:00 dinihari di hari Kamis (8/8), kami tiba di basecamp. Begitu keluar dari mobil, udara dingin langsung
menyergap. Gua yang lengah langsung terkesiap, dingin banget, beb! Kami
dipersilahkan untuk beristirahat sejenak, untuk meminjam kamar mandi. Setelah
itu, perjalanan menuju bukit penanjakan Bromo dilakukan dengan menaiki mobil jeep. Satu mobil jeep membawa lima orang perserta. Nyokap dan dua orang lainnya
duduk di bangku belakang, sementara gua dan bokap di bangku depan. Malam
bertambah hening, kami membelah gelapnya hutan bertemankan suara
serangga malam. Udara dingin semakin kuat menyergap, detak jantung mulai
berderap. Sesampainya di kaki bukit penanjakan, jeep berhenti. Kami semua dipersilahkan turun untuk menanti fajar
di atas bukit. Gua mulai berjalan menyusuri jalan menanjak, melawan hawa dingin
yang membekukan. Gua gak tau sudah berapa derajat suhu di atas sana, mungkin
sudah turun dibawah 10 derajat Celcius. To
be honest, I wore the wrong clothes there.
Gua cuma mengenakan kaos rajut dan jaket cardigan yang gak seberapa
tebal dan celana training yang sedikit ngatung.
Alhasil, udara dingin pun menggerayangi badan gua sepuasnya. Menyerah, akhirnya
gua memilih untuk menyewa jaket yang ditawarkan penyewa lokal disana seharga
Rp. 20,000,-. At least, gua gak
terlalu beku dengan bantuan jaket ini. Di jalan menanjak, gua dan rombongan
kembali berhenti untuk meminjam kamar mandi di sebuah warung. Gua gak sampe
kebelet sih, tapi bokap. Setelah ke kamar mandi, doi menyempatkan diri untuk
minum kopi terlebih dahulu sebelum lanjut naik ke puncak bukit. Selesai ngopi, yuk lanjut jalan lagi!
Menanti Fajar Menepis Gulita |
Dua
jam sudah gua berjaga di pinggir bukit, sang fajar akhirnya menampakkan diri
perlahan-lahan. Langit yang tadinya gelap, mulai merekah kemerahan. Secara
perlahan, langit semakin terang, seraya matahari mulai menampakan sinarnya.
Pukul 05:41 pagi, langit Bromo terang seutuhnya. Sinar kuning keemasan memenuhi
langit, merona kemerahan di sepanjang punggung gunung. Dan akhirnya, gua bisa
melihat sekeliling dengan jelas. Gunung Bromo, negeri di atas awan, beserta
Jawa Timur yang mengelilingi nya. Pemandangan yang bahkan gak bisa gua jelaskan
dengan kata-kata.
The Majestic Sunrise at Bromo, Land on The Clouds |
Sekitar pukul 06:00, kami bergerak meninggalkan puncak bukit untuk kembali
ke mobil jeep yang akan membawa kami ke lokasi wisata selanjutnya. Setelah
rombongan kembali berkumpul, kami bergerak turun ke kaki gunung, menuju lautan
pasir Bromo. Jeep membelah lautan
pasir Bromo dengan cepat, membawa kami ke bukit teletubies. Bukit teletubies
ini sebenarnya hanya perbukitan hijau di sudut lautan pasir. Bentuknya yang
menyerupai bukit di tayangan teletubies, membuatnya dijuluki demikian. Kami
kembali turun dan berjalan-jalan di sekitar bukit. Sementara orangtua gua asik
berfoto, gua mendekati kuda sewaan yang ada disitu. Harga sewanya mahal sih,
Rp. 100,000,-, tapi gengs… gua gak bisa tahan. Sedari tadi udah kepengen banget
naik kuda. Setelah membayar, gua pun dipersilahkan naik ke atas kuda dan
jalan-jalan ke bukit kecil. Setelah jalan-jalan naik kuda, gua kembali ke
bawah. Begitu turun dari kuda, ternyata baju dan celana gua sudah dipenuhi bulu
kuda. Hm… sepertinya kuda nya jarang disisir, jadi bulu nya banyak rontok
kemana-mana. Biarin deh, pulang-pulang dipenuhi bulu kuda, yang penting tetap
bisa naik dan jalan-jalan… hehehehe…
Yiiihhaa..!! Naik Kuda! |
Dari
sana, kami menuju ke Pura Tengger yang ada di sisi lain lautan pasir. Gua yang
merasa mengantuk tidak ikut turun, jadi ditinggal di dalam mobil jeep. Tak lama terlelap, rombongan
berkumpul kembali di jeep. Akhirnya,
kami bergerak turun kembali ke basecamp
untuk sarapan dan bersiap kembali ke kota. Menjelang pukul 10:00, kami
dikumpulkan kembali ke mobil travel dan beranjak meninggalkan Bromo. Bye, Bromo! See you next time! Mobil
travel bergerak ke kota dan mulai mengantarkan satu per satu peserta ke tempat
persinggahan masing-masing. Keluarga gua menjadi peserta terakhir yang diantar
ke homestay, karena homestay kami agak menepi dari pusat
kota Batu maupun dari kota Malang. For
real, guys. That was the best trip I’ve ever had! Gua gak menyesal sama
sekali datang kesini dan berhasil mengunjungi Bromo untuk melihat sunrise. Sesampainya di homestay, kami langsung mandi dan
beristirahat seharian.
Perjalanan melihat sunrise
di Gunung Bromo menjadi puncak dari liburan kami kali ini. Setelah berkunjung
ke Bromo, kami hanya jalan-jalan di sekitar kota Batu saja, seperti memetik jeruk
di perkebunan dan mengunjungi taman Selecta pada hari Jum’at (9/8), lalu mencari
oleh-oleh berupa berbagai macam keripik buah khas Malang di hari Sabtu (10/8).
Pada Minggu (11/8) pagi, kami berkendara kembali ke Semarang untuk mengambil
titipan dari kerabat kami, katanya sih oleh-oleh untuk keluarga di Jakarta. Kami
kembali menginap di Aston Inn Pandanaran selama satu malam dan kembali ke
Jakarta esok paginya.
Itu
dia, cerita liburan gua dan keluarga di Semarang dan Batu. Liburan menjadi satu hal yang semakin sakti di jaman complicated
ini. Dengan liburan, kita bisa menepi sejenak dari kesibukan dan mengumpulkan
tenaga baru untuk menghadapi tantangan berikutnya di kesibukan kita. Tetap semangat!
Liburan kalian juga akan segera tiba! ;)
Komentar
Posting Komentar