Kemegahan Gedung Seribu Pintu



Everyone needs vacation! Menurut gua, liburan bukan cuma berfungsi untuk melepas penat dari aktivitas keseharian, tapi juga menepi dari hingar bingar hidup buat mengumpulkan tenaga dan semangat baru. Setelah sekian lama berangan-angan buat liburan, akhirnya kesampaian juga. Gua dan keluarga sepakat untuk berlibur ke dua kota sekaligus, Semarang dan Batu. Kali ini, gua akan bahas tentang kunjungan gua ke salah satu gedung terkenal di Indonesia yang ada di Semarang, yaitu Lawang Sewu.

Kunjungan ke Lawang Sewu ini gua lakukan bersama kedua orang tua dalam rangka perjalanan liburan kami pada Agustus 2019. Kami berangkat dari Jakarta pada hari Minggu (4/8/2019) pagi, pukul 06:20 dan sampai di Semarang pukul 11:30 siang. Sampai di Semarang, kami melakukan check in di hotel, yang jaraknya hanya sekitar 500 meter dari gedung Lawang Sewu, lalu beristirahat sebentar. Sore hari nya, kami keluar dari hotel dan menuju ke Lawang Sewu dengan berjalan kaki. 

Lawang Sewu sendiri tadinya digunakan sebagai gedung kantor pengelolaan kereta api kolonial pada jaman penjajahan Belanda. Makanya, ada banyak artefak sejarah kereta api di gedung ini. Tiket masuk ke gedung Lawang Sewu ini terbilang murah, yakni Rp. 10,000,- per orang.  Sayangnya, saat kami berkunjung, tidak semua area Lawang Sewu dapat kami kunjungi. Beberapa bagian di lantai atas dan ruang bawah tanah ditutup oleh pihak pengelola. Well, gua berpikir mungkin masih ada yang harus diperbaiki di area tersebut. Sehingga, pengunjung masih belum diperbolehkan masuk ke sana.


Gedung ini sudah gak seseram di film nya dulu kok, gengs. Setiap bagian gedung sekarang dipasangi penerangan, meskipun masih agak redup. Kebersihan gedung juga terjaga dengan baik dan koleksi artefak-artefak peninggalan kolonial Belanda dan jaman invasi Jepang juga tertata rapih.  So the horror atmosphere here was no longer felt. Kalian bisa dapat banyak informasi mengenai sejarah penggunaan gedung ini sebagai kantor pusat layanan kereta api masa Hindia-Belanda lewat berbagai ilustrasi yang dipajang disini. Interior klasik nya juga masih terawat dengan baik. Salah satu jendela nya ada yang berupa kaca pateri warna-warni. Kebayang bagus nya kalau jendela itu tekena cahaya matahari di siang hari. Pokoknya nuansa sejarah Belanda nya terasa banget dari arsitektur bangunannya. Lantai yang dibuka saat kami datang hanya lantai 1 sebagian lantai 2. Lantai 3 dan ruang bawah tanah ditutup untuk alasan keamanan, karena ruang bawah tanah pasti gak ada penerangan. Ya kalian juga gak mau kejebak gelap-gelapan di ruang bawah tanah kan? Gua sempet nemu salah satu tangga akses ke ruang bawah tanah di suatu hall, tapi tangga itu ditutup dengan rantai. Gua gak berani mendekat karena langsung merinding disko aja sekali lihat. Hiiii....!




Wujudnya kayak gini, gengs. Gua ambil foto ini dari luar dan dalam gedung. Gambar yang bawah itu jendela kaca pateri yang udah gua ceritakan tadi. It looked dull because it was night that time, if I came earlier I'd have taken its' colorful glow. Gua gak ambil banyak foto disini, jadi tampilan kemewahan gedung ini kurang dapet. Tapi kalian coba saja berkunjung ke gedung ini kalau sedang berkunjung ke Semarang. Gedung ini salah satu icon wisata Semarang lhoo! Banyak orang yang berkunjung kesini, bahkan di malam hari. Gedung ini dibuka hingga pukul 21:00, jadi buat kalian yang mau merasakan sensasi misteri yang berbalut kemegahan gedung ini bisa datang di malam hari. Let's learn history from the past luxury in Lawang Sewu!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cappadocia : Menggapai Fajar di Tanah Impian (Part 2)

Melangkah di bumi Serambi Mekkah

Cappadocia : Menggapai Fajar di Tanah Impian (part 1)