Dongeng Ramuan Cinta part 1



Dahulu kala, di sebuah kerajaan yang jauh, hiduplah sepasang raja dan ratu. Mereka penguasa yang sangat mencintai rakyatnya, begitupun sebaliknya. Raja dan ratu tersebut tengah berbahagia, karena mereka dikaruniai sepasang anak kembar. Seluruh kerajaan pun bergembira atas kelahiran mereka. Diadakanlah pesta rakyat selama sehari semalam untuk merayakannya. Sepasang putra dan putri mahkota itu diberi nama Pangeran Frosty dan Putri Suiker.
Tahun demi tahun berlalu, Pangeran Frosty dan Putri Suiker pun tumbuh dewasa. Kedua nya tumbuh menjadi putra dan putri raja yang disanjung dan dihormati rakyatnya. Pangeran Frosty adalah sosok pendiam yang tidak banyak bicara. Hobi nya membaca dan bermain musik di perpustakaan. Kecerdasan dan karisma nya membuat seluruh gadis di kerajaan itu tergila-gila padanya. Sementara putri Suiker adalah putri baik hati yang gemar menolong. Ia memiliki suara merdu dan paras rupawan. Tak sedikit ksatria yang berlutut memuja kecantikannya.
Hingga pada suatu hari, datanglah keluarga kerajaan tetangga. Mereka juga memiliki sepasang anak kembar yang tampan dan cantik, bernama Pangeran Mochao dan Putri Sassha . Raja dan ratu sepakat menjodohkan kedua putra dan putri mereka. Namun, saat hal ini diberitakan kepada putri Suiker, ia menolak. Ia sangat kecewa dengan keputusan yang sepihak itu, berkatalah ia,
“Tidak, ayahanda! Aku tidak akan menikah dengan orang yang bahkan tidak kukenal sebelumnya!” setelahnya, ia berlalu ke kamarnya dengan uraian air mata. Pangeran Frosty tidak mengucapkan sepatah kata pun, hanya pergi ke perpustakaan nya. Melihat penolakan itu, Raja dan Ratu pun bingung. Apa yang harus mereka lakukan sekarang? Sementara kabar ini mulai menyebar ke penjuru negeri. Melihat kesulitan Raja, berkatalah Pangeran Mochao,
“Tidak apa, Yang Mulia. Mungkin pangeran dan putri masih canggung. Biarlah mereka membiasakan diri lebih dulu dengan kehadiran kami.” Raja pun merasa lega. Diberikannya izin bagi kedua putri dan pangeran itu tinggal di istana.
Hari demi hari berlalu. Pangeran Frosty dan Putri Suiker tidak menunjukkan perubahan  sikap yang berarti. Hal ini membuat Putri Sassha tidak sabar. Ia pun mencari jalan pintas dengan ilmu hitam. Ia mengendap endap keluar istana, menuju hutan. Disana, ia menemui seorang penyihir dan meminta ramuan cinta untuk menaklukan hati pangeran Frosty. Sang penyihir bersedia memberikannya, setelah ia memperingatkan sang putri,
“Ramuan itu dapat bekerja dengan baik bila didampingi kesabaran dan besarnya hati. Jika diisi dengan kebencian, maka ia akan menjadi racun yang mematikan.” Kata si penyihir. Putri itu mengiyakan, dan kembali pulang ke istana dengan penuh harapan. Keesokan pagi nya, ia hendak menyapa Pangeran Frosty dan mengajaknya sarapan bersama. Ia pun segera menuju ke perpustakaan pangeran. Sayangnya, ia tidak tahu bahwa pangeran sedang memimpin musyawarah dengan para Panglima untuk membahas strategi perang. Ia pun masuk tanpa menunggu izin. Pangeran Frosty yang merasa terganggu pun murka,
“Lancang sekali engkau masuk tanpa permisi! Kau seorang putri yang berbudi lebih buruk daripada petani! Keluar dari sini!!” ucapnya dengan marah.
Sang putri merasa terhina dan malu. Seketika, cinta nya kepada pangeran Frosty berganti menjadi benci yang amat sangat. Ia tersenyum licik penuh keculasan, sudah saatnya aku menggunakan senjataku, pikirnya,
“Bersumpahlah aku atas kegelapan, akan kubuat kau menderita, Pangeran Frosty!” serunya. Langit yang cerah seketika berubah mendung, pertanda sumpahnya sudah terdengar hingga ke langit.
            Ia bergegas menuju kamar putri Suiker dan meminumkan ramuan cinta nya yang telah menjelma jadi racun kepada sang putri. Putri Suiker jatuh tak berdaya. Sebelum terjatuh dalam kegelapan, putri Suiker berkata,
“Tidak akan pernah kamu dapatkan kebaikan, dari kakakku, ataupun dari orang lain jika kamu tidak berubah. Camkan itu!” Putri Sassha tak menghiraukan perkataan putri Suiker. Ia hanya tertawa angkuh dan meninggalkan kamar putri menuju puncak menara istana. Disana, ia mengibarkan bendera merah, tanda peperangan. Tentara musuh pun dapat terlihat mulai memacu pasukan mereka untuk menyerang istana. Melihat peperangan akan segera dimulai, ia tersenyum puas,
“Hancurlah kau dan kerajaanmu karena telah menolakku, pangeran Frosty. Jikalau engkau tak mati, hiduplah engkau dalam kesengsaraan!” ucapnya penuh kebencian.//

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cappadocia : Menggapai Fajar di Tanah Impian (Part 2)

Melangkah di bumi Serambi Mekkah

Cappadocia : Menggapai Fajar di Tanah Impian (part 1)